Kebudayaan Rembang.

Minggu, 19 April 2015


Tong-Tong Klek



Rembang, Tidak seperti bulan-bulan sebelumnya, anak-anak usia kelas 3-5 Sekolah Dasar di beberapa kampung Rembang, dini hari sudah bangun. Pukul 2 mereka sudah berkeliling kampung dengan membunyikan tong tongklek untuk membangunkan orang mempersiapkan makan sahur.
Tong tongklek terbuat dari bahan bambu yang dilubangi agar bisa menghasilkan suara yang diinginkan. Kemudian suppaya bunyinya makin menarik, benda itu digabungkan dengan bunyi drum, dan gamelan sebagai pelengkap.

NU Online pernah menyaksikan Desa Babadan Kecamatan Kaliori Rembang, puluhan anak dalam satu grup tong tongklek berkeliling kampung membangunkan orang yang hendak menjalankan ibadah puasa hari itu.

Tanpa mendapatkan imbalan atau bayaran mereka membunyikan kentongan dengan alunan shalawat yang sedang naik daun yang biasa di bawa kan oleh Habib Syeh, Padang Bulan. Berjalan mengelilingi jalan Desa yang panjangnya 4 Km, mereka lalui dengan suka ria.

Ihksan (12) sebagai penabuh gong (gamelan jawa) ditemui nu online saat berkeliling kampung menerangkan, dirinya bersama kawan-kawannya hanya mengisi waktu sebelum berangkat mengaji setelah shalat subuh tiba.

"Kami hanya mencari kesibukan sebelum shalat subuh, serta mengharapkan pahala dalam bulan puasa dengan membangunkan orang untuk bersahur,” katanya kepada NU Online Senin (30/6).
 Entah lucu atau tidak, tambah Ihksan, ini sudah menjadi tradisi sejak kami masih kecil. Menurut dia, ini juga merupakan tradisi kota Rembang.

Saat ditanya siapa pencipta budaya dan cara memainkan tong tongklek, anak yang duduk di bangku kelas lima Sekolah Dasar ini menjawab tidak tahu. Yang jelas semenjak dia lahir tradisi ini sudah ada. Pas ditanya siapa yang mengajari cara memainkan, ihksan menjelaskan, seluruh anak Desa Babadan pernah mempunyai grup tong tongklek dan pernah memainkannya. 
 Kesenian Orek-orek
Orek-orek


Di  propinsi JawaTengah setiap daerah  mempunyai corak dan ragam kesenian nasional yang khas. Oleh karena itu kesenian tradisional yang berada di setiap daerah mencerminkan suatu  ciri khas tertentu sesuai dengan kondisi kehidupan masyarakat setempat. Kesenian tradisional merupakan bagian kebudayaan masyarakat disetiap daerah, sehingga kesenian daerah mempunyai sifat, ciri dan karakter yang khas yang berasal dari masyarakat setempat.
Pengaruh perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan terhadap budaya tradisional akan membawa perubahan. Perubahan antara lain pada pola garapan. Ciri pada tari tradisional adalah gerak, tata rias, pola  lantai yang sederhana. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat seni atau seniman harus mampu menciptakan pola garapan tari tradisional. Seniman dalam membuat pola garapan pada seni tradisional tidak lepas dari permasalahan koriografinya.  Dengan harapan-harapan membawa perubahan pada seni tradisional dan akan diminati serta dilestarikan keberadaannya karena bisa berkembang sesuia perkembangan jaman.
Dari pengetahuan  korigrafi seorang seniman dari daerah Rembang berusaha mengubah pola garapan pada tari orek-orek yang merupakan tari tradisional dari daerah kabupaten Rembang.
 
Syawalan/Kupatan Rembang.


Kupatan 

Upacara syawalan atau Kupatan Rembang/ merupakan salah satu upacara adat/ yang dimiliki oleh kabupaten Rembang// Upacara yang dilaksanakan pada bulan Syawal/ atau setelah bulan Ramadhan  ini/ bertepatan dengan acara di desa-desa/ yang melaksanakan sesaji ketupat/ yang mengandung arti saling memaafkan/ dengan cara saling berjabat tangan// Kegiatan itu/ diselenggarakan secara rutin setiap tahun/ yaitu lima hari setelah hari raya Idul Fitri// Upacara adat Tahunan itu/ diadakan di salah satu tempat wisata di Rembang//
Tradisi syawalan/ merupakan kreatifitas akulturasi budaya Jawa dan Islam// Ketika Islam hendak bersinggungan dengan budaya Jawa dikabupaten Rembang/ timbul ketegangan-ketegangan/ yang muaranya menimbulkan disharmoni// Melihat fenomena itu/ para ulama dan ahli agama di kabupaten Rembang/ lantas menciptakan akulturasi-akulturasi budaya/ yang memungkinkan agama baru itu / diterima oleh masyarakat Jawa/ yang berada di kabupaten Rembang// Singkatnya/ para ulama dahulu dengan segenap kearifannya/ mampu memadukan kedua budaya yang bertolak belakang/ demi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat//






0 komentar:

Posting Komentar

Kalender blog

Jam

Diberdayakan oleh Blogger.